Tuesday, October 15, 2024

Kisah Si Anak Penyadap Karet Jadi Pegawai Pertamina


Prabumulih, Muarasumsel.com - Sosok Merdi Sariyansyah, salah satu pegawai dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 yang saat ini menduduki jabatan sebagai Operator Benuang Compressor Station di Adera Field ini, siapa sangka dulunya pernah bekerja sebagai Penyadap Pohon Karet.


Rasa masih seperti dalam mimpi diungkapkan Merdi, kehidupannya jauh berubah dimulai setelah ia berhasil menjadi salah satu penerima Beasiswa Pendidikan Non Ikatan Dinas angkatan pertama pada tahun 2014 lalu, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 yang diperuntukan kepada anak-anak kurang mampu yang tinggal di wilayah kerja operasional Pertamina.

Karena itu, lanjut Merdi menceritakan kisahnya, sejak duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dirinya sadar berasal dari keluarga kurang mampu dan tinggal di pedesaan tepatnya di Desa Betung Kecamatan Abab Kabupaten Pali Provinsi Sumatera Selatan yang juga jauh dari pusat perkotaan itu kebanyakan mata pencarian sehari-hari masyarakat disana adalah sebagai petani dan penyadap karet.

"Saya mulai dari kelas 6 SD sudah membantu orang tua untuk menyadap karet sampai kelas 3 SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Itu saya lakukan karena kami keterbatasan ekonomi saat itu," sampai Merdi ketika dibincangi melalui pesan  WhatsApp pribadinya belum lama ini.

Langsung dijelaskan Merdi, suka duka bekerja sebagai penyadap karet pun juga ia rasakan, mulai dari kehujanan ataupun kelelahan saat menyadap pohon karet yang luasnya berhektar-hektar juga ia alami, belum lagi harga karet yang tidak stabil dan bahkan pernah turun drastis dibawah angka sekitar Rp10 ribu perkilonya saat itu pun juga pernah ia rasakan bersama kedua orangtuanya. 

Tapi itu tak membuatnya menyerah dengan keadaan Sambung Merdi, ia bahkan bertekad untuk menyelesaikan pendidikannya hingga ke jenjang yang lebih tinggi sampai ke bangku perkuliahan. "Dulu awalnya pengen kuliah tapi sempat putus asa karena orang tua tidak mampu menguliahkan saya. Karena waktu itu penghasilan orang tua hanya Rp1-2 juta saja per bulan dari hasil kami nyadap karet, sementara saya tiga saudara. Jadi dulu sempat putus asa juga," sampai Merdi.

Namun, selang berjalannya waktu sembari menunggu pengumumman kelulusan SMK Negeri 1 Penukal tambah Merdi menyebutkan, sekolahnya saat itu mengumumkan adanya penerimaan beasiswa non ikatan dinas dari PT Pertamina bagi anak -anak yang kurang mampu dan beralamat dari daerah yang termasuk wilayah kerja Pertamina. "Entah beruntung atau memang rezeki dari yang maha kuasa saat itu, alhamdulillah ada jalan saya untuk bisa kuliah tanpa harus membebani orang tua saya melalui Beasiswa ini. Setelah minta izin orang tua, saya pun memutuskan untuk mengikuti seleksi penerimaan beasiswa non ikatan dinas itu. Lalu, setelah mengikuti berbagai tes dengan banyaknya peserta saat itu, akhirnya saya dinyatakan lulus dan terpilih sebagai penerima beasiswa angkatan pertama tahun 2014 lalu," tulis anak pertama dari pasangan Basarudin dan Saidia ini. 

Masih diungkapkan Merdi, setelah dinyatakan menerima Beasiswa bersama sekitar 6 penerima lainnya saat itu, ia kemudian memulai Pendidikan perkuliahan di salah satu perguruan tinggi yang sudah ditentukan dan berada di kota Palembang. "Kita penerima beasiswa waktu itu menempuh pendidikan di Politeknik Akamigas Palembang. Awal masuk itu tahun 2014, dimana saya lulus di jurusan Teknik Eksplorasi Produksi Migas dengan waktu pendidikan saya di Akamigas itu selama 3 tahun," terangnya saat itu. 

Nah, bermula dari menerima beasiswa non ikatan dinas itu lah menurutnya, membuat ia bisa berada di posisi saat ini. "Dari beasiswa itu lah sangat-sangat membantu saya, karena di beasiswa Pertamina ini saya bukan hanya bisa kuliah tapi fasilitas yang di berikan seperti uang saku, uang biaya kuliah, uang pulsa, uang kontrakan sampai uang sertifikasi (pelatihan K3 Umum) juga saya dapatkan saat itu. Dimana jika saya dengan biaya sendiri tidak akan mampu untuk membayar itu semua," ungkap Merdi dengan sangat antusias menceritakan kisahnya saat itu.

Selain itu, pria kelahiran Betung tahun 1996 ini juga menyebutkan, tempat ia menempuh pendidikan saat itu juga sangat memberikan dampak positif dan kesan yang mendalam baginya. "Kampus untuk kami penerima beasiswa saat itu juga sangat berkesan. Selama kami kuliah di Politeknik Akamigas Palembang itu, kami tidak hanya di ajarkan ilmu perminyakan saja tetapi kami juga di bimbing secara keagamaan melalui kajian yang di berikan oleh dosen-dosen kami tercinta saat itu. Hingga itu semua membentuk karakter religi kami khususnya anak-anak yang menerima beasiswa Pertamina saat itu. Dan itu pun membentuk kami untuk berjiwa disiplin dimana hal ini sangat berguna ketika kami telah bekerja saat ini," menurutnya saat itu.

Lalu, masih kata dia, tepat setelah tiga tahun menempuh pendidikan di Politeknik Akamigas Palembang tersebut, ia bersama penerima beasiswa lainnya saat itu berhasil lulus dengan nilai IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) rata-rata tinggi semua. "Saya lulus pada Agustus 2017 lalu dan ditahun yang sama itu pula saya langsung mencoba mencari keberuntungan di dunia kerja. Dan alhamdulillah sebelum bekerja di Pertamina saat ini, saya pernah diterima bekerja di PT Pama Persada Nusantara dan di Contraktor PT Tanjung Enim Lestari (TEL). Kemudian, baru di tahun 2023 lalu saya mengikuti tes di Pertamina Hulu Energi (PHE) dan dinyatakan lulus hingga akhirnya saya ditugaskan di Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Adera Field sebagai Operator Benuang Compressor Station saat ini," kata Merdi saat itu.

Tak ingin hanya berbagi kisah sendiri, Merdi yang berharap banyak anak-anak muda yang dapat terinspirasi dari kisahnya, dalam kesempatan itu menyampaikan, kepada generasi muda apalagi generasi muda yang banyak keterbatasan untuk tetap semangat dalam meraih cita-cita walau dalam kondisi sulit sekalipun. 

"Untuk adik-adik yang mungkin ingin mengikuti jejak saya, mari berpikiran bahwa keterbatasan ekonomi tidak menutup kemungkinan kita untuk terus maju menggapai cita-cita. Kalian bisa raih itu semua asal kalian mau berjuang terus. Dan sampai saat ini PT Pertamina  masih terus membuka Beasiswa Pendidikan Non Ikatan Dinas setiap tahunnya dan saat ini sudah ada 11 angkatan. Jadi jangan sia-siakan kesempatan itu setiap tahunnya akan di buka kesempatan ini, besar harapan kalian untuk bisa juga mendapatkan beasiswa di Pertamina Zona 4 dan bekerja di industri Migas ini. Maka teruslah belajar dan gapai mimpimu bersama Pertamina," tulis Merdi mengakhiri kisahnya saat itu seraya mengucapkan terima kasih dan emotion senyum.

Sementara itu untuk diketahui, sejak tahun 2014 hingga 2024 saat ini Program Beasiswa Pendidikan Non Ikatan Dinas dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 telah berhasil memberikan pendidikan beasiswa kepada 81 penerima.(ds)
Share:
ingat pakai masker dan sering cuci tangan !!!